Along my journey, I found interesting things that I experience my self or I know from anybody else or I read from internet, book, magazine or local magazine
Jumat, 16 April 2010
Sejarah Gading Serpong
Gading Serpong adalah kawasan yang pada mulanya dikembangkan oleh PT. Jakarta Baru Cosmopolitan yang merupakan joint venture antara PT. Summarecon dengan Batik Keris sejak tahun 1992 dengan luas area konsesi 1.500 ha. Konsep pengembangan gading serpong merupakan replikasi dari kelapa gading yang sudah sukses.
Pada tahun 2004, untuk mempercepat perkembangan Gading Serpong, para mitra usaha Summarecon sepakat untuk melakukan pembagian wilayah. Lahan sisa yang belum dikembangkan dinilai dan dibagi oleh kedua pihak dalam perbandingan yang sama. Dari total 800 ha lahan, Summarecon memperoleh 375 ha sedangkan Batik Keris Group (Ambasador Gading Serpong) menerima 425 ha.
Kemudian pada tgl 18 desember 2006, Ambasador Gading Serpong diambil alih Paramount Serpong dimana pemilik saham Ambasador dan Paramount masih memiliki hubungan kekerabatan. Paramount melakukan rebranding terhadap Ambasador Gading Serpong menjadi Paramount Lake, konsep dan segmennya pun dipertegas. Perlu diketahui, pada saat dikuasai oleh Ambasador Gading Serpong pernah bentrok dengan warga dan banyak proyek rumah atau ruko yang molor dari jadwal sehingga pada saat itu banyak konsumen yang menghindari bertransaksi dengan pengembang ini.
(sumber : Housing-Estate )
Summarecon Serpong
Sejak berpisah Summarecon tancap gas. Memasuki 2005 sejumlah cluster diluncurkan ke pasar. Dimulai dari cluster Alexandrite (5 ha), berturut-turut disusul Beryl Residence (6 ha), Fluorite (3 ha), dan Crystal (6 ha). Jumlah rumah yang dikembangkan di keempat cluster itu hampir 900 unit.
Setelah sukses dengan empat cluster itu, Summarecon melansir Pondok Hijau Golf (PHG) di sebelah Gading Raya Golf. Di hamparan lahan 100 ha itu, rencananya dikembangkan 13 cluster. Dalam kurun kurang dari dua tahun, sudah dipasarkan lima cluster: Jade, Garnet, Charcedony, Shappire, dan Chrysocolla.
Semua rumah yang dibangun di PHG terdiri dua lantai dengan model tropis modern. Yang paling gres cluster Emerald dan Chrysocola yang sudah memasuki launching tahap ketiga tanggal 29 September 2007, dengan harga rumah termurah Rp500 jutaan/unit.
Sejak 2005 harga kavelingnya juga mengalami kenaikan sekitar 30 persen, dari Rp1,5 juta per m2 menjadi rata-rata Rp2 juta. Bahkan, di beberapa lokasi tertentu di PHG sudah ada yang mencapai Rp3 juta.
Kelebihan Summarecon, pengembangan setiap cluster dilengkapi club house berikut kolam renang dan taman bermain anak. “Karena itu semua cluster yang kita lansir mendapat respon yang baik,” ujar Sharif Benyamin, Executive Director KSO Summarecon Serpong.
Tapi, ia juga tidak menampik bahwa adanya akses tol masuk itu juga menjadi daya tarik lain konsumen Summarecon. Pasalnya, dengan akses tol itu perumahan makin mudah diakses dari Jakarta, sehingga warga yang pulang kerja tidak harus berjuang menerobos kemacetan di Jl Raya Serpong.
Paramount Lake
Setelah diambil alih, pada 18 Desember 2006 Paramount melakukan rebranding terhadap Ambasador Gading Serpong menjadi Paramount Lake. Konsep dan segmen pasarnya pun dipertegas. Kata lake (danau) menggambarkan kedekatan lokasi perumahan dengan air. Selain dilintasi Kali Cisadane, sungai terbesar di Tangerang, di areal perumahan terdapat sembilan danau yang airnya tidak pernah surut sepanjang tahun.
Danau itu akan dinormalisasi menjadi sarana rekreasi dan konservasi air. “Konsep Paramount adalah menghubungkan alam dengan kehidupan,” papar Tanto Kurniawan, CEO Paramount Serpong.
Cluster pertama yang dilansir adalah Serenade Lake (20 ha). Lokasinya di mulut exit tol dengan view Danau Serenade (7 ha). Model rumah yang dikembangkan bergaya modern minimalis dengan atap miring. Pada 9 September 2007, developer melansir cluster Serenade Lake tahap kedua dengan harga rumah mulai dari Rp488 juta.
Kawasan kelak akan dilengkapi kafe dan restoran terapung, amphitheatre, dan lain-lain. Jadi sambil kongko-kongko di kafe, pengunjung dapat menikmati view danau. Cluster ditanami pohon-pohon peneduh termasuk tanaman pengusir nyamuk. “Karena dari Jakarta Barat hanya 18 km, perumahan kami paling banyak diminati konsumen dari kawasan itu,” ungkap Wieke Widyatmoko, Marketing Manager Paramount Serpong.
Underpass
Karena baru memiliki pintu ke luar dari tol Jakarta-Tangerang, tahun depan Summarecon Serpong bersama Paramount Serpong dan Grup Gapura Prima, developer Serpong Town Square (Setos), akan membangun underpass yang menghubungkan boulevard Gading Serpong ke Setos terus ke jalan tol Tangerang-Jakarta. Jadi, aksesibilitas warga dari perumahan ke Jakarta atau sebaliknya makin mudah.
Seiring dengan pembangunan underpass itu, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Jl Raya Serpong, Pemkab Tangerang bekerjasama dengan Summarecon Serpong, BSD, dan Paramount Serpong juga akan membangun jalan alternatif yang menghubungkan BSD dengan Boulevard Gading Serpong. “Jalan tembus di kawasan developer akan dibangun developer. Sedangkan yang di luar kawasan developer, dibangun Pemkab Tangerang,” ujar Wieke. Samsul A Nasution
Pilihan Rumah
Perumahan yang dibangun oleh JBC
Sektor 1A, 1B, 1C, 1D, 1G, 6, 7A, 7B, 7C, 8A, 8B, dll
Perumahan yang dibangun oleh Summarecon Gading Serpong
Alexandrite, Beryl, Cyrstall, Fluorite, Pondok Hijau Golf (Saphire, Emerald, Topaz, dll)
Perumahan yang dibangun oleh Ambasador dan Paramount :
Serenade Lake, Portugal, Hamburgh, British, Il Rosa, L' Agricolla dll
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar